KAHLIL GIBRAN SANG PUJANGGA ASAL LEBANON
Penyair berkebangsaan Arab yang lahir pada 6 Januari 1883 asal Lebanon ini dikenal sebagai penyair besar. Ialah Khalil Gibran yang berasal dari keluarga cukup terpandang. Ibunya berasal dari keluarga pendeta Maronite di daerah Lebanon sementara ayahnya yaitu Khalil Jibran dipercaya merupakan seorang dari keluarga pendatang asal Palestina. Semasa kecil, karena faktor ekonomi keluarga yang buruk Gibran tidak mengikuti pendidikan sekolah, melainkann ia ikut kunjungan seorang imam dari desa yang mengajarkannya agama dan Alkitab. Sang Imam juga melihat potensi dari Gibran dan memberikannya pengetahuan mengenai berbagai ilmu, seperti sejarah, ilmu pengetahuan hingga bahasa.
https://unsplash.com/photos/cOW3_hqmWp4 |
Ayahnya memiliki reputasi hidup yang buruk yang membawa keluarganya kedalam penderitaan, seperti disitanya aset rumah milik ibunya dan hal inilah yang membuat Kamila memutuskan pindah ke Amerika Serikat yang berarti Gibran ikut untuk bermigrasi.
Gibran menunjukkan kemampuan dan bakatnya dalam melukis saat ia bersekolah di Boston dan membawanya mengenal seorang seniman yaitu Fred Holland Day namun karena ibunya menginginkan Gibran untuk lebih mengembangkan warisan budayanya yaitu budaya Arab maka ia pun kembali ke Lebanon dan berhasil dipilih sebagai penyair kampus.
Ia berkiprah dalam dunia kesastraan dan sukses menjadi salah satu penyair yang berpengaruh. Dilahirkan dan hidup berdampingan saat masa Perang Dunia I Lebanon dengan Perancis hal itu juga yang mempengaruhi gaya tulisan hingga konteks dari karya - karyanya yang banyak menggambarkan dan mengabadikan momen kegentingan peperangan. Selain itu hal yang paling mempengaruhi karyanya adalah sosok dirinya yang sejak kecil suka menyendiri dan mengamati alam sekitarnya, seperti air mengalir, pohon yang hijau dan sebagainya.
Meskipun terlahir sebagai penganut agama kristen namun karyanya banyak dikaitkan dengan islam, khususnya dunia sufistik. Diantara karya - karya fenomenalnya adalah Al - Ajniha Al-Mutakassirah (The Broken Wings, 1012), Dam'ah Wa-Ibtisamah (A Tear and A Smile, 1914), The Garden of the Prophet (1933), danTears and Laughter (1947). Bukti kesuksesannya dapat dilihat dari pengabdian akan namanya baik dalam patung, seperti adanya Patung Khalil Gibran di Burst, Yerevan, Armenia (2005), didirikannya Museum Gibran di Besharri, Lebanon, Tugu peringatan Gibran di Copley Square, Boston, Massachusetts, dan puluhan aset penamaan atas keyajaan lainnya. Sang pujangga ini juga banyak mendapat julukan seperti Sang Sufi (The Mystic), Sang Filosof (The Philospher), Yang Religius (The Religious), Si Kufur (The Heretic), Yang Cemerlang (The Serene), Sang Pemberontak (The Rebellious) hingga Yang Abadi (The Ageless). Ia wafat pada 10 April 1931 karena beberapa penyakit yang ia idap, yaitu sirosis hepatitis dan tuberculosis. (Dikutip dari buku 'Kahlil Gibran Biografi Perjalanan Hidup dan Karya - karya Terbaik, Ms Ardison serta 'Kahlil Gibran di Indonesia' oleh Eka Budianta, Katalog Dalam Negeri, 2010, Cet. Ke-1, p.57)