Siapa sangka ternyata sepuluh benda - benda di bawah ini sangat jarang diketahui tidak dapat di daur ulang. Yuk, simak tulisan selengkapnya supaya kamu lebih paham benda - benda tersebut !
1.
Permen Karet
Kegiatan
menguyah permen karet disukai karena dapat menghilangkan kejenuhan. Permen
karet hampir disukai semua kalangan, mulai dari anak belia hingga orang dewasa.
Hal yang perlu kamu ketahui, permen karet memiliki kandungan bahan yang tidak
bisa di daur ulang. Yap. Ini adalah karet.
|
unsplash.com/GabrielDalton |
Menurut Badan POM 2019 di dalam
artikel 'Pedoman Spesifikasi dan Penggunaan Bahan Dasar Permen Karet' terdapat
bahan kunyah sintetik yang mungkin ditemui di permen karet diantaranya
seperti kopolimer isobutilena-isoprena (butyl rubber), dan Isobutylene-isoprene
copolymer (butyl rubber). Keduanya merupakan jenis karet sintetis yang
tidak ramah lingkungan. Jadi, coba mulai sekarang kita kurangin untuk menguyah
permen karet, yuk. Selain gak baik buat lingkungan karena jadi residu permen
karet memiliki kandungan pemanis yang tidak baik buat kesehatan.
2.
Kapas
Siapa
nih yang suka skin carean ? Pasti udah gak asing sama kapas. Kapas
berasal dari serat halus yang berasal dari tumbuhan. Meskipun kapas asalnya
dari tumbuhan alami namun ternyata kapas tidak dapat di daur ulang, guys ! Hal
ini bukan dikarenakan serat halusnya yang berasal dari tumbuhan, namun saat
pengolahan hingga menjadi kapas, dibutuhkan bahan - bahan kimia dalam proses
pembuatannya.
|
unsplash.com/LionelAbrial |
Pengawetan serat halus hingga menjadi kapas yang telah bercampur
dengan bahan - bahan kimia sintetik inilah yang menyebabkan kapas tidak dapat di
daur ulang. Kamu bisa switch ke kapas kain nih! Lebih awet dan
tentunya hemat biaya, hihi.
3.
Tisu
Tisu
juga merupakan bahan yang sehari - harinya dapat kita jumpai. Tisu dibutuhkan
diberbagai hal dan memiliki fungsionalitas yang tinggi dalam kebutuhan harian
kita dan sangat sering dijadikan optional untuk alat
kebersihan yang efektif. Bahan untuk pembuatan tisu berasal dari kayu alam yang
diambil seratnya untuk bahan dasar pembuatan tisu. Sama halnya dengan kapas,
tisu juga menggabungkan bahan - bahan kimia dalam proses pembuatannya dan hal
ini yang membuat tisu tidak dapat sembarangan bertebar di lingkungan kita.
|
unsplash.com/KellySikkema |
Opsi
lain pengganti tisu adalah sapu tangan, tisu dari serat alami seperti tisu
bambu hingga kain meskipun repot harus berulang kali mencuci namun tanpa kamu
sadari keberadaan sapu tangan hingga kain tetap saja populer dan tidak lekang
oleh waktu, bukan ?
4.
Struk belanjaan
Kegiatan
berbelanja tidak hanya buruk untuk dompet kamu, namun untuk lingkungan juga
berbahaya, lo ! Berdasarkan laman Warung Sains Teknologi yang ditulis oleh El
Shafira Anggiet P. Ia memaparkan bahwa dalam penelitian di jurnal PloS
one, 2014 ditemukan kandungan bisphenol A (BPA) dan bisphenol
S (BPS) dalam struk belanjaan pembayaran di Amerika. BPA dan BPS
merupakan jenis plastik dan kedua bahan ini yang merupakan bahan kimia yang
menjadi bahan pembuatan struk belanja.
|
unsplash.com/TowfiquBarbhuiya
|
Selain itu para pakar penelitian sudah banyak menyebutkan tentang bahayanya kandungan BPA dan BPS yang dapat menyebabkan berbagai penyakit mengerikan seperti kanker. Jika kamu berbelanja di pasar tradisional, kamu akan jarang menjumpai penjual menggunakan struk belanja berbahan BPA dan BPS bahkan sebagian besar pasar tradisional tidak menggunakan struk belanja.
5.
Styrofoam (Busa)
Styrofoam
dapat kita jumpai sebagai wadah makanan, terutama jika kita pergi ke restoran
hingga outlet makanan cepat saji. Selain karena bahannya yang sangat ringan,
styrofoam juga lebih ekonomis daripada wadah makanan lain seb perti kardus.
Styrofoam (gabus/busa) merupakan singkatan dari polystyrene foam atau
busa polistiren. Polistiren sendiri dibuat dari bahan dasar minyak bumi, hal ini
yang menyebabkan styrofoam tidak ramah lingkungan. Selain karena berasal dari
minyak bumi, daur ulang dari styrofoam sangat terbatas sehingga permasalahan
limbah ini sudah menjadi momok masalah sejak dulu.
|
unsplash.com/JonasGerlach |
'Pada tahun 2017 produksi global tahunan polistiren diperkirakan mencapai 33 juta ton atau sebanyak sekitar 7% dari total produksi plastik dunia' sebagaimana diterangkan oleh Farrelly dan Shaw pada tahun 2017. Pilihan penggunakan kotak makanan merupakan hal yang mudah untuk kamu lakukan untuk mengatasi sampah styrofoam ini. Kamu bisa membawa wadah makanan sendiri sebagai pengganti styrofoam.
6. Karet Gelang Sintetis
Karet gelang sintetis juga merupakan benda yang tidak dapat di daur ulang. Sesuai
dengan namanya, karet gelang berasal dari getah pohon karet yang disebut
lateks. Karet gelang ini termasuk ke salah satu polimer. Hal yang membuat karet
gelang tidak dapat di daur ulang adalah ketika karet gelang dari getah alami
sudah bercampur dengan bahan kimia agar memiliki ketahanan yang lebih lama, inilah
yang dinamakan karet gelang sintetis (buatan). Nah, contohnya karet gelang yang
sudah dipermak untuk ikat rambut, alat tulis seperti penghapus, dan untuk
membantu berbagai kegiatan rumah tangga seperti mengikat bungkusan makanan.
Kebutuhan akan karet gelang sintetis yang mudah didapat hingga memiliki harga
yang relatif murah membuat pasokan karet gelang sintetis pesat. Namun seiring
berkembangnya zaman sudah banyak pengusaha yang peduli dengan lingkungan
mengganti bahan karet sintetis dengan bahan alami, seperti ikat rambut dari
serat sutra atau karet alam tanpa bahan plastik yang memungkinkan untuk
dikompos nantinya.
|
unsplash.com/AndresSiimon |
Jika belum move on dari karet gelang sintetis, kamu bisa coba mencari alternatif lain seperti tali dari sabut kelapa, goni hingga rami atau yang lagi ngetren kamu bisa mencoba membungkus sesuatu menggunakan kain dengan teknik jepang (furoshiki) yang ternyata gak kalah apik dan stunning !
7. Selotip Plastik
Selotip. Setiap kegiatan dalam rumah tangga pasti sebagian besarnya membutuhkan peran selotip
sebagai alat penting untuk memperbaiki suatu hal, mulai dari membungkus kado,
menyampul buku, hingga mengirim paket. Pasalnya selotip yang marak digunakan
adalah selotip plastik. Bahan plastik yang berguna untuk merekatkan sesuatu
secara mudah dan instan inilah yang menyebabkan selotip plastik diminati karena
dinilai efisien. Namun pernahkah kamu membayangkan residu dari penggunaan
selotip plastik ?
|
unsplash.com/MitcellLuo |
Penggunakan selotip umumnya digunakan hanya satu kali pakai
saja. Selain itu masih minim sekali pengupayaan proses daur ulang selotip
plastik yang dinilai sulit untuk pemanfaatan hal lain. Eits, jangan takut. Ada
banyak hal yang bisa kamu atasi. Kamu bisa beralih ke gummed tape (selotip
kertas). Selotip kertas akan bekerja jika kamu membasahinya dengan sedikit air.
Meskipun tidak instan selotip kertas sangat baik untuk mengatasi limbah selotip
plastik. Menggunakan tali, kain maupun kertas sebagai perekat bisa juga kamu
ambil sebagai switch selotip plastik !
8.
Sticky Notes
Umumnya
orang - orang menggunakan sticky notes sebagai alat penanda atau pengingat bagi
kebutuhan mereka. Sticky notes dinilai cukup efektif karena dapat ditempel
dengan mudah ke suatu permukaan tanpa meninggalkan bekas atau bersifat tidak
mengotori. Sticky notes yang sering digunakan saat ini adalah yang bahannya
bercampur dengan lem. Lem yang ada pada sticky notes tersebut membuat sticky
notes kebanyakan tidak bisa di daur ulang. Hal ini menghambat dalam proses
pilah sampah atau recycling karena kertas sudah menempel
dengan lem.
|
unsplash.com/PatrickPerkins |
Perkembangan
sticky notes yang pesat membuat berbagai pembaharuan, seperti sticky notes dari
plastik hingga sticky notes yang dipadukan dengan stiker. Sampai saat ini
jarang sekali ditemukan proses pengolahan sampah sticky notes. Namun ada kabar
gembira bagi kamu pengguna setia sticky notes, saat ini beberapa perusahaan
produksi sticky notes mencoba untuk lebih ramah lingkungan dengan membuat
sticky notes dari bahan daur ulang kertas. Selain lebih baik untuk bumi, sticky
notes daur ulang lebih unik dan terlihat natural.
9.
Pembalut sekali pakai
Pembalut
sekali pakai mengandung bahan yang kurang ramah lingkungan, diantaranya seperti
plastik, dioksin, pestisida, herbisida hingga pemutih ! Bagi pengguna pembalut
sekali pakai tentu tidak dapat di daur ulang dan berakhir ke limbah. Bahaya
dari limbah ini jika dibakar ialah akan menghasilkan senyawa kimia yang
berbahaya. Jika dibuang karena mengandung plastik akan mencemari biota laut
maupun darat.
|
unsplash.com/natracare |
Sampah pembalut sekali pakai juga menimbulkan bau yang tidak sedap
hingga menimbulkan ketidaknyamanan jika dipandang. Selain itu, dari segi
kesehatan pembalut sekali pakai sangat tidak sehat. Kandungan dari pembalut
sekali pakai dapat menyebabkan iritasi pada kulit hingga yang paling tinggi
yaitu terkena kanker serviks (kanker mulut rahim). Aduh, gak banget kan ?
Banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi ketergantungan menggunakan
pembalut sekali pakai diantaranya beralih ke menstrual cup (cawan
menstruasi), pembalut kain, tampon, hingga pakaian dalam khusus menstruasi.
10.
Stiker
Siapa
yang hobi berkreasi atau berseni ? Stiker sering digunakan untuk bahan
pelengkap agar suatu hal terlihat lebih menarik. Namun sayangnya stiker
memiliki kandungan plastik, hal inilah yang membuat stiker dapat merekat,
selain itu tampilannya yang glossy (mengkilat) juga membuat stiker tidak dapat
di daur ulang.
|
unsplash.com/MelissaKeizer |
Kamu bisa mengganti dengan alternatif dekor yang lebih ramah
lingkungan seperti dedaunan, kertas yang telah diwarnai atau digambar dan
sebagainya.